Asal Usul Nama Indonesia
Sebelum nama
Indonesia digunakan, dahulu kawasan kepulauan dari Sabang sampai Merauke ini
dikenal dengan banyak nama. Bangsa India saat itu menamakan Indonesia dengan
nama Dwipantara penggalan dari bahasa Sansekerta, Dwipa (pulau) dan antara
(seberang). Nama Hindia digunakan ketika bangsa Eropa mulai masuk ke wilayah
Indonesia. Saat itu mereka menyebut Indonesia dengan nama Indische
Archipel (Kepualuan Hindia). Nama Hindia sendiri adalah sebutan orang
Eropa untuk wilayah Asia.
Seiring pendudukan Belanda, nama itu berubah menjadi Hindia Belanda atau
Hindia yang milik Belanda.
Bibit-bibit nama Indonesia muncul pertama kali dalam sebuah artikel di
Jurnal terbitan Singapura Journal of the Indian Archipelago and Eastern
Asia (JIAEA). Pada Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, salah
seorang redaksi JIAEA George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menulis
artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and
Malay-Polynesian Nations. Ia mengungkapkan buah pikirannya, bahwa sudah
saatnya “Hindia Belanda” memiliki nama yang khas, agar terlepas dari kerancuan
dengan banyaknya “Hindia-Hindia” yang lain. Earl mengusulkan nama alternatif,
yakni Indunesia atau Malayunesia. Earl lebih
memilih nama Malayunesia, karena menurutnya, penduduk di Nusantara
mayoritas menggunakan bahasa Melayu.
James Richardson Logan (1819-1869), orang Skotlandia yang juga merupakan
pengelola JIAEA menulis artikel yang masih terkait dengan tulisan Earl,
The Ethnology of the Indian Archipelago. Dalam artikel tersebut Logan
sependapat dengan Earl. Tapi ia lebih condong memilih “indunesia” dengan
vokal O menjadi “Indonesia”.
Sejak itulah nama Indonesia dipakai oleh
Logan dalam banyak artikelnya dan ia terus menerus menggunakan nama itu.
Meski nama itu bermakna secara etnology dan geogarafi untuk merujuk pada
satu kawasan di Nusantara. Nama itu kemudian bermakna politis untuk
memperjuangkan suatu Negara merdeka bernama Indonesia.
Sekitar tahun 1920-an, oleh Ernest Francois Eugene Douwes Dekker
(1879-1950) atau dikenal sebagai Dr. Setiabudi, nama Nusantara pertama kali
dilontarkan. Nusantara berarti “Nusa (pulau-pulau) yang berada di antar dua
benua dan dua samudera”, diambil dari kitab Pararaton, kitab kuno zaman
Majapahit. Meski nama Indonesia Muncul, kata Nusantara tetap popular pada zaman
itu hingga sekarang.
Kembali ke nama Indonesia, pada masa awal pergerakan, semakin banyak tokoh
nasional yang menggunakan Indonesia sebagai nama sebuah Negara impian yang
merdeka.
Dr. Moh. Hatta dan Dr. Soetomo termasuk tokoh-tokoh pertama yang
menggunakan nama Indonesia sebagai alat perjuangan memerdekan Indonesia itu
sendiri.
Dr. Moh. Hatta berinisiatif nama perhimpunan pelajar dan mahasiswa
Indonesia di Belanda dari Indische Vereeniging menjadi Indonesische
Vereeniging. Pada tahun 1928, para pemuda dengan tegas
menggunakan kata Indonesia dalam sebuah maklumat terkenal, Sumpah Pemuda.
Meski Belanda menolak keras nama Indonesia, nama itu terlanjur digunakan
oleh masyarakat Indonesia terutama oleh kalangan pintar Indonesia dalam
membentuk nama organisasi dan dalam berbagai tulisan mereka.
Sampai Belanda kalah dari Jepang, Belanda tidak pernah mengakui nama
Indonesia. Bahkan nama Hindia Belanda masih kerap digunakan oleh dunia
Internasional saat pendudukan Jepang. Akhirnya, nama Indonesia semakin kokoh
sebagai nama sebuah bangsa ketika Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan
Kemerdekaan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar