Dua Bangunan Candi di Pati Diekskavasi
Tim Balai Arkeologi Yogyakarta dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah berhasil mengekskavasi dua bangunan candi di Desa kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Hasil ekskavasi menunjukkan bahwa dua candi tersebut berada di satu kompleks percandian. satu candi merupakan candi induk sementara candi lain merupakan candi perwara.
"Arsitektur candi sudah berhasil diketahui. Candi induknya berbentuk bujur cangkar dengan ukuran 5,9 x 5,9 meter. Sementara candi perwara berukuran 2,7 x 4,6 meter," ungkap Rita Istari, ketua tim peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta.
Tim juga berhasil mengetahui arah candi. Untuk candi induk menghadap ke arah barat sementara candi perwara menghadap ke timur, ke arah candi induk.
Rita yang dihubungi Kompas.com, Rabu (18/7/2012) menuturkan, bagian candi yang masih utuh adalah dasar atau batur candi. Menurut hasil pengukuran, bagian batur candi memiliki tinggi 77 cm. Bagian atap dan tubuh candi sudah runtuh.
"Candi ini diperkirakan berasal dari abad 8 - 10 Masehi, sezaman dengan Borobudur," ungkap Rita.
Rita mengatakan, untuk memastikan usia candi tersebut, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan prasastinya. Prasasti yang ditemukan bisa mengkonfirmasi tahun pembangunan candi secara pasti.
Kepala Balai Srkeologi Yogyakarta, Siswanto, menuturkan bahwa candi yang ditemukan ialah candi Hindu. Konfirmasi usia candi bisa menggambarkan kondisi saat candi dibangun.
"Kalau candi ini lebih tua dari Prambanan dan Borobudur, berarti dibangun saat upaya penyebaran Hindu ke Indonesia. Kalau lebih muda, berarti dibangun oleh kerajaan di Indonesia," ungkap Siswanto.
Rita mengatakan bahwa candi yang ditemukan langka karena terbuat dari batu bata. Sementara Siswanto menuturkan bahwa penemuan candi ini semakin menambah referensi tentang penyebaran Hindu di wilayah pantai utara Jawa.
Sumber
Hasil ekskavasi menunjukkan bahwa dua candi tersebut berada di satu kompleks percandian. satu candi merupakan candi induk sementara candi lain merupakan candi perwara.
"Arsitektur candi sudah berhasil diketahui. Candi induknya berbentuk bujur cangkar dengan ukuran 5,9 x 5,9 meter. Sementara candi perwara berukuran 2,7 x 4,6 meter," ungkap Rita Istari, ketua tim peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta.
Tim juga berhasil mengetahui arah candi. Untuk candi induk menghadap ke arah barat sementara candi perwara menghadap ke timur, ke arah candi induk.
Rita yang dihubungi Kompas.com, Rabu (18/7/2012) menuturkan, bagian candi yang masih utuh adalah dasar atau batur candi. Menurut hasil pengukuran, bagian batur candi memiliki tinggi 77 cm. Bagian atap dan tubuh candi sudah runtuh.
"Candi ini diperkirakan berasal dari abad 8 - 10 Masehi, sezaman dengan Borobudur," ungkap Rita.
Rita mengatakan, untuk memastikan usia candi tersebut, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan prasastinya. Prasasti yang ditemukan bisa mengkonfirmasi tahun pembangunan candi secara pasti.
Kepala Balai Srkeologi Yogyakarta, Siswanto, menuturkan bahwa candi yang ditemukan ialah candi Hindu. Konfirmasi usia candi bisa menggambarkan kondisi saat candi dibangun.
"Kalau candi ini lebih tua dari Prambanan dan Borobudur, berarti dibangun saat upaya penyebaran Hindu ke Indonesia. Kalau lebih muda, berarti dibangun oleh kerajaan di Indonesia," ungkap Siswanto.
Rita mengatakan bahwa candi yang ditemukan langka karena terbuat dari batu bata. Sementara Siswanto menuturkan bahwa penemuan candi ini semakin menambah referensi tentang penyebaran Hindu di wilayah pantai utara Jawa.
Sumber