Sabtu, 02 Februari 2013

Biografi Robert Adler

                                                                 Pencipta Remote Control

       
                                                       


Robert Adler lahir di Wina pada 4 Desember 1913. Beliau meraih gelar Ph.D. dalam Fisika dari Universitas Wina di 1937.Following aneksasi Austria oleh Nazi Jerman pada tahun 1939, Dr Adler, Yahudi , meninggalkan negara itu. Ia melakukan perjalanan pertama ke Belgia , kemudian ke Inggris , di mana ia bertindak atas saran teman, yang merekomendasikan bahwa dia sebaiknya beremigrasi ke Amerika Serikat . Setelah beremigrasi ke Amerika Serikat, ia mulai bekerja di Zenith Electronics dalam penelitian divisi di 1941. Dalam masa hidupnya, Adler diberikan 58 US paten. Salah satu penemuan terkenalnya adalah Remote Control.

Meskipun bukan remote control pertama, tetapi  teknologi Adler adalah kemajuan besar dibanding sebelumnya sistem remote control.

"Flashmatic" remote control, ditemukan oleh Eugene Polley , lain insinyur di Zenith , adalah remote control nirkabel pertama, menggantikan sinyal perangkat kabel kontrol berbasis remote, yang tidak pernah sukses. Para Flashmatic digunakan directional senter pada perangkat pemancar, dan foto sel di televisi set sendiri. Salah satu kelemahan utama dari teknologi ini adalah bahwa jika pesawat televisi terkena sinar matahari langsung, tidak sengaja dapat memicu salah satu fungsi remote control. Presiden perusahaan mengirim insinyur kembali ke papan gambar untuk datang dengan solusi yang lebih baik.
Sebuah Ruang Zenith Komandan kontrol 600 terpencil.

                                               
Sebuah sistem yang didasarkan pada gelombang radio sempat dipertimbangkan tetapi ditolak karena sinyal dapat dengan mudah melakukan perjalanan melalui dinding dan secara tidak sengaja dapat mengubah saluran di televisi tetangga. Selanjutnya, orang-orang pemasaran di Zenith diinginkan remote control yang tidak memerlukan baterai, seperti yang dirasakan pada waktu itu jika baterai mati, pelanggan mungkin berpikir ada yang salah dengan televisi set sendiri.

Solusi Adler adalah menggunakan gelombang suara untuk mengirimkan sinyal ke TV. Remote control pertama yang dikembangkan, "Space Command", digunakan aluminium batang, analog dengan menyetel garpu , dipukul oleh palu toggle dengan tombol-tombol pada perangkat, untuk menghasilkan nada frekuensi tinggi yang akan ditafsirkan untuk mengontrol fungsi pada pesawat televisi .

Pada tahun 1960, Adler memodifikasi remote control untuk menggunakan ultrasonik sinyal, sebuah teknologi yang kemudian digunakan dalam televisi set diproduksi selama 25 tahun berikutnya, sampai digantikan oleh sistem inframerah yang dapat mengirimkan perintah yang lebih kompleks (tapi, sayangnya, memerlukan baterai untuk menjalankan).

                                            

Pada saat pensiun dari Zenith, secara resmi pada tahun 1982, Adler adalah Wakil Presiden perusahaan dan Direktur Riset. Ia tetap menjadi penasihat teknis untuk Zenith sampai tahun 1999. Pada tahun 1980, Adler dianugerahi IEEE Medal Edison . Pada tahun 1997, Adler dan Polley yang bersama-sama dianugerahi Emmy Award oleh National Academy of Television Arts and Sciences . Permohonan paten terbaru Adler diajukan pada tanggal 6 Oktober 2006 untuk bekerja pada layar sentuh.

Robert Adler meninggal pada 15 Februari 2007, di panti jompo Boise Idaho  karena gagal jantung pada usia 93 tahun.

Sumber, Buku 50 Tokoh Penemu
               Wikipedia



     

  

             

Senin, 21 Januari 2013

Komandan Militer jenius didunia


1. Cyrus the Great – Cyrus yang Agung
Cyrus yang Agung adalah pendiri Kekaisaran Persia Achaemenid, La Median, Lydian dan Neo-empayar Babilon. Kerajaannya tersebar sampai di tiga benua. Tidak seperti kebanyakan dinasti lainnya, kerajaannya cukup bertahan lama karena ia mewarisi infrastruktur politik yang kuat. Dia dianggap oleh banyak orang sama dengan Alexander Agung.
2. Alexander the GreatAlexander Agung menaklukkan banyak wilayah yang dikenal didunia pada usia 30. Dia melumatkan Kekaisaran Persia, mengalahkan tentara Darius III pada pertempuran Issus, dan mempengaruhi penyebaran budaya Helenistik di seluruh kerajaan itu. Alexander mengajari pertama kali penggunaan formasi ruas untuk tentara-tentaranya.
3. Julius Caesar  Julius Caeser mengambil kendali mutlak dari Kerajaan Romawi beserta tentaranya. Dia mengalahkan optimates yang dipimpin oleh Pompey dalam Perang Saudara, dan mengalahkan di Gauls dari Alecia selama Perang Gallics, dipimpin oleh Vercingetorix yang bersatu dengan Roma. Dia akhirnya dibunuh oleh Brutus.
4. Napoleon Bonaparte  Napoleon adalah jendral Revolusi Perancis. Dia akhirnya mengambil kendali mutlak dari Republik Perancis sebagai Kaisar Perancis. Dia menjadi Raja Italia, Mediator dari Konfederasi Swiss dan Pelindung Konfederasi di Rhine. Dia mereformasi pemerintah dan ekonomi pulau Elba ketika dia diasingkan di sana.
5. Hannibal Barca  Hannibal menginvasi Kekaisaran Romawi melalui Alps. He defeated the Romans in a series of battles at Trebia, Trasimene and Cannae. Dia menaklukan Roma dalam serangkaian peperangan di Trebia, Trasimene dan Cannae. Tanpa kehilangan seorang pun prajurit medan perang Roma, dia dipertahankan oleh tentara Carthaginian di Italia selama lebih dari satu dekade setelah Perang Punic Kedua. Ia dianggap salah satu yang terbesar dalam strategi militer, bahkan musuh Roma mengadopsi beberapa taktik untuk mereka sendiri.
6. Ghengis KhanGhengis Khan adalah pendiri Kekaisaran Mongolia; terbesar dalam sejarah kerajaan disekitarnya. Kekaisaran Mongolia yang diduduki menjadi menjadi pusat Asia. Ini dicapai melalui penyatuan banyak suku melalui konfederasi di timur laut Asia dan sebagian besar wilayah di Cina dan seluruh Asia. Kekaisaran Mongolia memasukkan Eurasia termasuk yang paling besar dan bagian dari Eropa Timur, Asia Tengah dan Timur Tengah. Ghengis Khan waged successful campaigns against the Western Xia and Jin dynastys as well as the Khwarezmid Empire through excellent military intelligence and tactics. Ghengis Khan berhasil menaklukan dinasti Xia di barat dan dinasti Jin serta Kekaisaran Khwarezmidbaik melalui taktik militer dan intelijen.
7. Adolf Hitler  Pemimpin Hitler Nazi Jerman dan Axis Powers ini menduduki sebagian besar benua Eropa dan beberapa wilayah benua Asia dan Afrika. Dia menaklukkan Prancis ketika dikalahkan selama memegang Amerika Serikat, Inggris dan Rusia pada Perang Dunia II. Tentara-tentaranya mendapatkan banyak kemenangan melalui sebuah rencana militernya yang tangguh; serangan kilat. Hitler akhirnya hilang dalam perang dan berkomitmen untuk bunuh diri.
8. William the Conqueror  William the Conqueror (penakluk) yang memimpin invasi Norman dari Inggris yang terakhir kali dimana Inggris berhasil menaklukkan kekuatan asing. Tentaranya dikalahkan tentara Inggris di pertempuran Hastings dimana sebelumnya ia melakukan perjalanan long March ke London. Perlawanan Inggris sia-sia karena ia mengambil kendali Inggris dan mulai memerintah. Dia membuat banyak perubahan penting pada budaya tradisional Anglo-Saxon Inggris dan membawa ke dalam keberadaan budaya Anglo-Norman.
9. Attila the Hun  Attila the Hun adalah pemimpin Kekaisaran Hunnic yang memperbaharui budaya Asia Tengah ke Jerman modern. Dia adalah salah satu yang paling ditakuti musuh Barat dan kekaisaran Roman Timur. Attila terkenal dengan kekejamannya. Dia menginvasi Balkan melalui selat Gaul dan Perancis.
10. Georgy Zhukov  Georgy Zhukov memimpin Tentara Merah di Uni Soviet dan menyatukan seluruh Eropa Timur untuk membasmi Berlin selama Perang Dunia II. Dia adalah salah satu pahlawan dalam sejarah yang menyatukan Rusia dan Uni Soviet. Setelah jatuhnya Jerman, Zhukov menjadi komandan pertama dari zona pendudukan Uni Soviet di Jerman.
sumber: http://feedproxy.google.com/~r/blogspot/TKfLI/~3/GHMNwIO8nLI/komandan-militer-paling-jenius.html

Minggu, 20 Januari 2013

Kolam Renag Terbesar di Dunia


Kolam renang terbesar di dunia
Bagi orang yang belum tahu, pasti tak akan menyangka jika area air ini adalah kolam renang, karena memang kolam renang ini tampak seperti laut karena saking luasnya. Adalah kolam renang San Alfonso del Mar, kolam renang yang ditetapkan sebagai kolam renang terbesar di dunia. Kolam renang ini terletak di wilayah Algarrobo di Cili.




Panjang kolam renang dari ujung ke ujung mencapai 1.000 yard, dalamnya juga mencapai 115 kaki atau sekitar 40 meter. Untuk memenuhi kolam renang ini diperlukan sekitar 66 juta galon air.
Sumber utama air kolam renang ini berasal dari air laut yang sebelumnya sudah melalui pipa penyaringan, sehingga rasanya tak lagi asin. untuk mengontrol semua kolam renang ini, berbagai teknologi canggih sudah disipakan oleh pengelola, diantaranya adalah monitoring komputer, pengatur suhu air, juga ratusan guide yang siap untuk menolong dan mambantu anda jika diperlukan.
sumber: http://feedproxy.google.com/~r/blogspot/TKfLI/~3/OhW6XZgmdTY/kolam-renang-terbesar-di-dunia.html

Jumat, 18 Januari 2013

Tempat Terindah Di Dunia Yang Belum Terjamah Manusia


1. Namibia


Namibia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk paling jarang di dunia. Nama salah satu negara Afrika bagian selatan ini diambil dari Gurun Namib, rumah bagi 2.500 ekor cheetah. Dengan bukit pasir raksasa, petroglif kuno, kawah dan air terjunnya, Namibia menjadi salah satu lanskap paling tak tersentuh di Afrika. Namibia juga menjadi salah satu negara yang mencantumkan hal-hal mengenai penjagaan kesehatan ekosistem dalam konstitusinya.

2. Galapagos


Meskipun perjalanan Darwin ke sejumlah pulau-pulau unik diikuti oleh wisatawan yang tak terhitung jumlahnya, Kepulauan Galapagos masih menjadi tempat yang murni. Kepulauan ini merupakan rumah bagi kura-kura raksasa, iguana, singa laut, pinguin, ikan paus dan ikan. Dihuni oleh 23.000 penduduk dan ratusan spesies endemis, kepulauan ini juga menjadi tempat pelestarian hayati laut selama lima puluh tahun.

3. Papua Nugini


Para ilmuwan percaya jika banyak spesies tanaman dan hewan yang belum ditemukan berada di sini. Eksploitasi sumber daya alam terhambat oleh medan yang kasar, sistem hukum dan tingginya biaya pengembangan infrastruktur. Karena semua masalah manusia, sebagian besar lanskap masih sulit untuk disentuh.

4. Seychelles
 
Seychelles memiliki persentase tanah konservasi terbesar dibandingkan negara-negara lain. Sekitar 50 persen dari keseluruhan wilayah negara kepulauan ini berada di bawah konservasi. Karena itu, Seychelles merupakan rumah bagi beberapa pantai yang luar biasa murni dan spesies seperti burung nasional, burung beo hitam Seychelles. Pengunjung yang sampai di sana relatif sedikit, terutama di sepanjang garis pantai “berbubuk” lembut yang membentang sejauh 305 mil (490 kilometer).

5. Bhutan
Sementara beberapa orang mungkin berpikir jika Tibet sebagai surga tercemar, sepupunya, Bhutan, justru jauh lebih bersih. Lebih dari 60 persen wilayah negara ditutupi hutan dan seperempat wilayah ditunjuk sebagai taman nasional atau kawasan lindung. Dikenal sebagai Tanah Naga Guntur, negara ini memiliki pegunungan terjal dan lembah-lembah sehingga tepat untuk dijadikan hotspot bagi keanekaragaman hayati.

6. Daintree National Park, Australia


Kadang-kadang sesuatu yang lebih tua, menjadi semakin tak tersentuh. Seperti Daintree National Park di Far North Queensland, Australia, yang berisi hutan hujan berusia 110 juta tahun―salah satu ekosistem tertua di bumi. Taman ini adalah rumah bagi ribuan jenis tumbuhan dan pohon yang berusia lebih dari 2.500 tahun.

7. Fiordland, Selandia Baru


Di ujung selatan pantai barat Selandia Baru, wilayah Fiordland masih liar, kasar dan nihil pembangunan. Dengan gunung tinggi yang jatuh ke dalam perairan berbatu gerigi, Fiordland belum pernah mempunyai penduduk permanen. Bahkan, orang-orang Maori hanya mengunjunginya hanya untuk sementara waktu guna berburu, memancing dan untuk mengumpulkan batu giok. Selain itu, arus udara bertiup lurus dari Antartika sehingga udara Fiordland merupakan salah satu yang terbersih di planet ini.


Pasukan Elit Terbaik Di Dunia


Pasukan Elit Terbaik Di Dunia

1. England SAS (Special Air Service)



Adalah resimen pasukan khusus dalam Angkatan Darat Inggris yang pernah menjadi model bagi pasukan khusus dari negara-negara lain. SAS membentuk bagian signifikan Pasukan Khusus Kerajaan Inggris Special Boat Service (SBS), Special Reconnaissance Regiment (SRR), dan Pasukan Special Support Group (SFSG).

Bela diri : Gon-Ryu Karate
Alumni : Bear Grylls ( ada di acara discovery channel Survival expert)
Note : Konon SAS kalo lagi perang gerilya, boker nya ampe di bawa ama mereka supaya ga ketauan ada yg tinggal disitu.


2. Mossad Israeli




The Mossad (HaMossad leModi’in uleTafkidim Meyuchadim)
Mossad bertanggung jawab atas pengumpulan intelijen dan operasi-operasi rahasia termasuk kegiatan paramiliter. Ini adalah salah satu entitas utama dalam Komunitas Intelijen Israel, bersama dengan Aman (intelijen militer) dan Shin Bet (keamanan internal), tetapi direktur melapor langsung kepada Perdana Menteri. Peran dan fungsi yang sama dengan Central Intelligence Agency (CIA) dan Secret Intelligence Service (SIS).

Bela diri : Israeli Krav Maga
Alumni : Eitan Rafi (Sekarang beliau udah jadi salah satu pasukan perdamaian dunia)
Moto : “Cegah serangan pertama, netralkan lawan, buatlah mereka melihat mimpi buruk akan hal yang mereka perbuat.” -Ron Radjik


3. Indonesian KOPASSUS




Kopassus adalah pasukan khusus Angkatan Darat Indonesia. kelompok yang melakukan misi operasi khusus bagi pemerintah Indonesia, seperti tindakan langsung: konvensional perang, sabotase, kontra-pemberontakan: kontra-terorisme, dan pengumpulan intelijen. Kopassus ini didirikan pada tanggal 16 April 1952. dan satuan khusus paling ditakuti adalah Den 81 Gultor. sayang satuan ini kurang populer dari pada satuan Densus 88 milik kepolisian di Indonesia, padahal den 81 Gultor adalah salah satu satuan paling ditakuti di dunia. seorang pasukan Den 81 Gultor sama dengan kemampuan 5 tentara biasa.

Dalam survey banyak yang bingung mengapa satuan ini masuk dalam daftar top 5 sedangkan satuan amerika tidak masuk. itu semua adalah dari segi penilaian kemampuan pasukannya. Navy Seals boleh saja mengerahkan semua peralatan tempur canggihnya untuk mengatasi suatu peristiwa, tapi Kopassus mendapatkan poin yang sama dengan Navy Seals namun dengan peralatan seadanya dan lebih mengutamakan kemampuan individu pasukan.

Pernah dalam sebuah latihan bersama antara Kopassus dan Navy Seals, seseorang meminta mana yg lebih baik, dan akhirnya mereka melucuti segala peralatan pendukung yang hanya menyisakan senjata Uzi di tangan masing2. Hasil akhir latihan mudah ditebak. Kopassus sukses membuat para Navy Seals tak ubahnya sekumpulan bocah pramuka. karena itulah kami menempatkan Kopassus di daftar ke 3 Pasukan elit terbaik dunia

Bela diri : Merpati Putih
Alumni : 3 terbaik dari KOPASSUS telah dijadikan pasukan perdamaian dunia.
Moto : Berani, Benar, Berhasil.


4. Russian Spetsnaz




Pasukan khusus Rusia tersebut dapat secara khusus mengacu ke setiap elit atau unit Spetsnaz di bawah subordinasi Dinas Keamanan Federal (FSB) atau Rusia Pasukan Internal Departemen Dalam Negeri, dan unit dikontrol oleh dinas intelijen militer GRU.

Beladiri : Russian Sambo
Moto : “hahaha Betapa bodoh nya mereka yang ingin membunuh kami dengan cara mereka, mereka hanya tidak tahu bahwa darah yang akan bertumpahan nantinya berasal dari mereka sendiri. Mereka hanya tidak tahu… itu saja.”


5. French GIGN




Intervensi Gendarmerie Nasional Group, biasa disingkat GIGN (bahasa Perancis: Groupe d’Intervention de la Gendarmerie Nationale), adalah elite Gendarmerie Perancis Operasi Khusus kontra-terorisme dan penyelamatan sandera unit; itu adalah bagian dari kekuatan militer yang disebut Gendarmerie. Bahkan jika para anggotanya milik militer, mereka sekarang dituntut dengan tugas-tugas polisi urbanised di luar daerah. Dengan demikian unit GIGN ditingkatkan lebih dekat dengan tim SWAT daripada unit militer murni seperti tentara Inggris SAS. Para operator akan dilatih untuk mengikuti peraturan polisi dan mencakup negosiasi dan penyelidikan spesialis.
Semuanya tergantung penilaian anda.

Kamis, 17 Januari 2013

Biograi Gusdur


Latar Belakang Keluarga
Gus Dur
Abdurrahman “Addakhil”, demikian nama lengkapnya. Secara leksikal, “Addakhil” berarti “Sang Penakluk”, sebuah nama yang diambil Wahid Hasyim, orang tuanya, dari seorang perintis Dinasti Umayyah yang telah menancapkan tonggak kejayaan Islam di Spanyol. Belakangan kata “Addakhil” tidak cukup dikenal dan diganti nama “Wahid”, Abdurrahman Wahid, dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. “Gus” adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati “abang” atau “mas”.
Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara yang dilahirkan di Denanyar Jombang Jawa Timur pada tanggal 4 Agustus 1940. Secara genetik Gus Dur adalah keturunan “darah biru”. Ayahnya, K.H. Wahid Hasyim adalah putra K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU)-organisasi massa Islam terbesar di Indonesia-dan pendiri Pesantren Tebu Ireng Jombang. Ibundanya, Ny. Hj. Sholehah adalah putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri. Kakek dari pihak ibunya ini juga merupakan tokoh NU, yang menjadi Rais ‘Aam PBNU setelah K.H. Abdul Wahab Hasbullah. Dengan demikian, Gus Dur merupakan cucu dari dua ulama NU sekaligus, dan dua tokoh bangsa Indonesia.
Pada tahun 1949, ketika clash dengan pemerintahan Belanda telah berakhir, ayahnya diangkat sebagai Menteri Agama pertama, sehingga keluarga Wahid Hasyim pindah ke Jakarta. Dengan demikian suasana baru telah dimasukinya. Tamu-tamu, yang terdiri dari para tokoh-dengan berbagai bidang profesi-yang sebelumnya telah dijumpai di rumah kakeknya, terus berlanjut ketika ayahnya menjadi Menteri agama. Hal ini memberikan pengalaman tersendiri bagi seorang anak bernama Abdurrahman Wahid. Secara tidak langsung, Gus Dur juga mulai berkenalan dengan dunia politik yang didengar dari kolega ayahnya yang sering mangkal di rumahnya.
Sejak masa kanak-kanak, ibunya telah ditandai berbagai isyarat bahwa Gus Dur akan mengalami garis hidup yang berbeda dan memiliki kesadaran penuh akan tanggung jawab terhadap NU. Pada bulan April 1953, Gus Dur pergi bersama ayahnya mengendarai mobil ke daerah Jawa Barat untuk meresmikan madrasah baru. Di suatu tempat di sepanjang pegunungan antara Cimahi dan Bandung, mobilnya mengalami kecelakaan. Gus Dur bisa diselamatkan, akan tetapi ayahnya meninggal. Kematian ayahnya membawa pengaruh tersendiri dalam kehidupannya.
Dalam kesehariannya, Gus Dur mempunyai kegemaran membaca dan rajin memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu ia juga aktif berkunjung keperpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun Gus Dur telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel dan buku-buku yang agak serius. Karya-karya yang dibaca oleh Gus Dur tidak hanya cerita-cerita, utamanya cerita silat dan fiksi, akan tetapi wacana tentang filsafat dan dokumen-dokumen manca negara tidak luput dari perhatianya. Di samping membaca, tokoh satu ini senang pula bermain bola, catur dan musik. Dengan demikian, tidak heran jika Gus Dur pernah diminta untuk menjadi komentator sepak bola di televisi. Kegemaran lainnya, yang ikut juga melengkapi hobinya adalah menonton bioskop. Kegemarannya ini menimbulkan apresiasi yang mendalam dalam dunia film. Inilah sebabnya mengapa Gu Dur pada tahun 1986-1987 diangkat sebagai ketua juri Festival Film Indonesia.
Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo. Di dua tempat inilah pengembangan ilmu pengetahuan mulai meningkat. Masa berikutnya, Gus Dur tinggal di Jombang, di pesantren Tambak Beras, sampai kemudian melanjutkan studinya di Mesir. Sebelum berangkat ke Mesir, pamannya telah melamarkan seorang gadis untuknya, yaitu Sinta Nuriyah anak Haji Muh. Sakur. Perkawinannya dilaksanakan ketika ia berada di Mesir.
Pengalaman Pendidikan
Pertama kali belajar, Gus Dur kecil belajar pada sang kakek, K.H. Hasyim Asy’ari. Saat serumah dengan kakeknya, ia diajari mengaji dan membaca al-Qur’an. Dalam usia lima tahun ia telah lancar membaca al-Qur’an. Pada saat sang ayah pindah ke Jakarta, di samping belajar formal di sekolah, Gus Dur masuk juga mengikuti les privat Bahasa Belanda. Guru lesnya bernama Willem Buhl, seorang Jerman yang telah masuk Islam, yang mengganti namanya dengan Iskandar. Untuk menambah pelajaran Bahasa Belanda tersebut, Buhl selalu menyajikan musik klasik yang biasa dinikmati oleh orang dewasa. Inilah pertama kali persentuhan Gu Dur dengan dunia Barat dan dari sini pula Gus Dur mulai tertarik dan mencintai musik klasik.
Menjelang kelulusannya di Sekolah Dasar, Gus Dur memenangkan lomba karya tulis (mengarang) se-wilayah kota Jakarta dan menerima hadiah dari pemerintah. Pengalaman ini menjelaskan bahwa Gus Dur telah mampu menuangkan gagasan/ide-idenya dalam sebuah tulisan. Karenanya wajar jika pada masa kemudian tulisan-tulisan Gus Dur menghiasai berbagai media massa.
Setelah lulus dari Sekolah Dasar, Gus Dur dikirim orang tuanya untuk belajar di Yogyakarta. Pada tahun 1953 ia masuk SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) Gowongan, sambil mondok di pesantren Krapyak. Sekolah ini meskipun dikelola oleh Gereja Katolik Roma, akan tetapi sepenuhnya menggunakan kurikulum sekuler. Di sekolah ini pula pertama kali Gus Dur belajar Bahasa Inggris. Karena merasa terkekang hidup dalam dunia pesantren, akhirnya ia minta pindah ke kota dan tinggal di rumah Haji Junaidi, seorang pimpinan lokal Muhammadiyah dan orang yang berpengaruh di SMEP. Kegiatan rutinnya, setelah shalat subuh mengaji pada K.H. Ma’shum Krapyak, siang hari sekolah di SMEP, dan pada malam hari ia ikut berdiskusi bersama dengan Haji Junaidi dan anggota Muhammadiyah lainnya.
Ketika menjadi siswa sekolah lanjutan pertama tersebut, hobi membacanya semakin mendapatkan tempat. Gus Dur, misalnya, didorong oleh gurunya untuk menguasai Bahasa Inggris, sehingga dalam waktu satu-dua tahun Gus Dur menghabiskan beberapa buku dalam bahasa Inggris. Di antara buku-buku yang pernah dibacanya adalah karya Ernest Hemingway, John Steinbach, dan William Faulkner. Di samping itu, ia juga membaca sampai tuntas beberapa karya Johan Huizinga, Andre Malraux, Ortega Y. Gasset, dan beberapa karya penulis Rusia, seperti: Pushkin, Tolstoy, Dostoevsky dan Mikhail Sholokov. Gus Dur juga melahap habis beberapa karya Wiill Durant yang berjudul ‘The Story of Civilazation’. Selain belajar dengan membaca buku-buku berbahasa Inggris, untuk meningkatan kemampuan bahasa Ingrisnya sekaligus untuk menggali informasi, Gus Dur aktif mendengarkan siaran lewat radio Voice of America dan BBC London. Ketika mengetahui bahwa Gus Dur pandai dalam bahasa Inggis, Pak Sumatri-seorang guru SMEP yang juga anggota Partai Komunis-memberi buku karya Lenin ‘What is To Be Done’ . Pada saat yang sama, anak yang memasuki masuki masa remaja ini telah mengenal Das Kapital-nya Karl Marx, filsafat Plato,Thales, dan sebagainya. Dari paparan ini tergambar dengan jelas kekayaan informasi dan keluasan wawasan Gus Dur.
Setamat dari SMEP Gus Dur melanjutkan belajarnya di Pesantren Tegarejo Magelang Jawa Tengah. Pesantren ini diasuh oleh K.H. Chudhari, sosok kyai yang humanis, saleh dan guru dicintai. Kyai Chudhari inilah yang memperkenalkan Gus Dur dengan ritus-ritus sufi dan menanamkan praktek-praktek ritual mistik. Di bawah bimbingan kyai ini pula, Gus Dur mulai mengadakan ziarah ke kuburan-kuburan keramat para wali di Jawa. Pada saat masuk ke pesantren ini, Gus Dur membawa seluruh koleksi buku-bukunya, yang membuat santri-santri lain terheran-heran. Pada saat ini pula Gus Dur telah mampu menunjukkan kemampuannya dalam berhumor dan berbicara. Dalam kaitan dengan yang terakhir ini ada sebuah kisah menarik yang patut diungkap dalam paparan ini adalah pada acara imtihan-pesta akbar yang diselenggarakan sebelum puasa pada saat perpisahan santri yang selesai menamatkan belajar-dengan menyediakan makanan dan minuman dan mendatangkan semua hiburan rakyat, seperti: Gamelan, tarian tradisional, kuda lumping, jathilan, dan sebagainya. Jelas, hiburan-hiburan seperti tersebut di atas sangat tabu bagi dunia pesantren pada umumnya. Akan tetapi itu ada dan terjadi di Pesantren Tegalrejo.
Setelah menghabiskan dua tahun di pesantren Tegalrejo, Gus Dur pindah kembali ke Jombang, dan tinggal di Pesantren Tambak Beras. Saat itu usianya mendekati 20 tahun, sehingga di pesantren milik pamannya, K.H. Abdul Fatah, ia menjadi seorang ustadz, dan menjadi ketua keamanan. Pada usia 22 tahun, Gus Dur berangkat ke tanah suci, untuk menunaikan ibadah haji, yang kemudian diteruskan ke Mesir untuk melanjutkan studi di Universitas al-Azhar. Pertama kali sampai di Mesir, ia merasa kecewa karena tidak dapat langsung masuk dalam Universitas al-Azhar, akan tetapi harus masuk Aliyah (semacam sekolah persiapan). Di sekolah ia merasa bosan, karena harus mengulang mata pelajaran yang telah ditempuhnya di Indonesia. Untuk menghilangkan kebosanan, Gus Dur sering mengunjungi perpustakaan dan pusat layanan informasi Amerika (USIS) dan toko-toko buku dimana ia dapat memperoleh buku-buku yang dikehendaki.
Terdapat kondisi yang menguntungkan saat Gus Dur berada di Mesir, di bawah pemerintahan Presiden Gamal Abdul Nasr, seorang nasioonalis yang dinamis, Kairo menjadi era keemasan kaum intelektual. Kebebasan untuk mengeluarkkan pendapat mendapat perlindungan yang cukup. Pada tahun 1966 Gus Dur pindah ke Irak, sebuah negara modern yang memiliki peradaban Islam yang cukup maju. Di Irak ia masuk dalam Departement of Religion di Universitas Bagdad samapi tahun 1970. Selama di Baghdad Gus Dur mempunyai pengalaman hidup yang berbeda dengan di Mesir. Di kota seribu satu malam ini Gus Dur mendapatkan rangsangan intelektual yang tidak didapatkan di Mesir. Pada waktu yang sama ia kembali bersentuhan dengan buku-buku besar karya sarjana orientalis Barat. Ia kembali menekuni hobinya secara intensif dengan membaca hampir semua buku yang ada di Universitas.
Di luar dunia kampus, Gus Dur rajin mengunjungi makam-makam keramat para wali, termasuk makam Syekh Abdul Qadir al-Jailani, pendiri jamaah tarekat Qadiriyah. Ia juga menggeluti ajaran Imam Junaid al-Baghdadi, seorang pendiri aliran tasawuf yang diikuti oleh jamaah NU. Di sinilah Gus Dur menemukan sumber spiritualitasnya. Kodisi politik yang terjadi di Irak, ikut mempengaruhi perkembangan pemikiran politik Gus Dur pada saat itu. Kekagumannya pada kekuatan nasionalisme Arab, khususnya kepada Saddam Husain sebagai salah satu tokohnya, menjadi luntur ketika syekh yang dikenalnya, Azis Badri tewas terbunuh.
Selepas belajar di Baghdad Gus Dur bermaksud melanjutkan studinya ke Eropa. Akan tetapi persyaratan yang ketat, utamanya dalam bahasa-misalnya untuk masuk dalam kajian klasik di Kohln, harus menguasai bahasa Hebraw, Yunani atau Latin dengan baik di samping bahasa Jerman-tidak dapat dipenuhinya, akhirnya yang dilakukan adalah melakukan kunjungan dan menjadi pelajar keliling, dari satu universitas ke universitas lainnya. Pada akhirnya ia menetap di Belanda selama enam bulan dan mendirikan Perkumpulan Pelajar Muslim Indonesia dan Malaysia yang tinggal di Eropa. Untuk biaya hidup dirantau, dua kali sebulan ia pergi ke pelabuhan untuk bekerja sebagai pembersih kapal tanker. Gus Dur juga sempat pergi ke McGill University di Kanada untuk mempelajari kajian-lkajian keislaman secara mendalam. Namun, akhirnya ia kembali ke Indoneisa setelah terilhami berita-berita yang menarik sekitar perkembangan dunia pesantren. Perjalanan keliling studi Gus Dur berakhir pada tahun 1971, ketika ia kembali ke Jawa dan mulai memasuki kehidupan barunya, yang sekaligus sebagai perjalanan awal kariernya.
Meski demikian, semangat belajar Gus Dur tidak surut. Buktinya pada tahun 1979 Gus Dur ditawari untuk belajar ke sebuah universitas di Australia guna mendapatkkan gelar doktor. Akan tetapi maksud yang baik itu tidak dapat dipenuhi, sebab semua promotor tidak sanggup, dan menggangap bahwa Gus Dur tidak membutuhkan gelar tersebut. Memang dalam kenyataannya beberapa disertasi calon doktor dari Australia justru dikirimkan kepada Gus Dur untuk dikoreksi, dibimbing yang kemudian dipertahankan di hadapan sidang akademik.
Perjalanan Karir
Sepulang dari pegembaraanya mencari ilmu, Gus Dur kembali ke Jombang dan memilih menjadi guru. Pada tahun 1971, tokoh muda ini bergabung di Fakultas Ushuludin Universitas Tebu Ireng Jombang. Tiga tahun kemudian ia menjadi sekretaris Pesantren Tebu Ireng, dan pada tahun yang sama Gus Dur mulai menjadi penulis. Ia kembali menekuni bakatnya sebagaii penulis dan kolumnis. Lewat tulisan-tulisan tersebut gagasan pemikiran Gus Dur mulai mendapat perhatian banyak. Djohan Efendi, seorang intelektual terkemuka pada masanya, menilai bahwa Gus Dur adalah seorang pencerna, mencerna semua pemikiran yang dibacanya, kemudian diserap menjadi pemikirannya tersendiri. Sehingga tidak heran jika tulisan-tulisannya jarang menggunakan foot note.
Pada tahun 1974 Gus Dur diminta pamannya, K.H. Yusuf Hasyim untuk membantu di Pesantren Tebu Ireng Jombang dengan menjadi sekretaris. Dari sini Gus Dur mulai sering mendapatkan undangan menjadi nara sumber pada sejumlah forum diskusi keagamaan dan kepesantrenan, baik di dalam maupun luar negeri. Selanjutnya Gus Dur terlibat dalam kegiatan LSM. Pertama di LP3ES bersama Dawam Rahardjo, Aswab Mahasin dan Adi Sasono dalam proyek pengembangan pesantren, kemudian Gus Dur mendirikan P3M yang dimotori oleh LP3ES.
Pada tahun 1979 Gus Dur pindah ke Jakarta. Mula-mula ia merintis Pesantren Ciganjur. Sementara pada awal tahun 1980 Gus Dur dipercaya sebagai wakil katib syuriah PBNU. Di sini Gus Dur terlibat dalam diskusi dan perdebatan yang serius mengenai masalah agama, sosial dan politik dengan berbagai kalangan lintas agama, suku dan disiplin. Gus Dur semakin serius menulis dan bergelut dengan dunianya, baik di lapangan kebudayaan, politik, maupun pemikiran keislaman. Karier yang dianggap ‘menyimpang’-dalam kapasitasnya sebagai seorang tokoh agama sekaligus pengurus PBNU-dan mengundang cibiran adalah ketika menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahunn 1983. Ia juga menjadi ketua juri dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1986, 1987.
Pada tahun 1984 Gus Dur dipilih secara aklamasi oleh sebuah tim ahl hall wa al-’aqdi yang diketuai K.H. As’ad Syamsul Arifin untuk menduduki jabatan ketua umum PBNU pada muktamar ke-27 di Situbondo. Jabatan tersebut kembali dikukuhkan pada muktamar ke-28 di pesantren Krapyak Yogyakarta (1989), dan muktamar di Cipasung Jawa Barat (1994). Jabatan ketua umum PBNU kemudian dilepas ketika Gus Dur menjabat presiden RI ke-4. Meskipun sudah menjadi presiden, ke-nyleneh-an Gus Dur tidak hilang, bahkan semakin diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Dahulu, mungkin hanya masyarakat tertentu, khususnya kalangan nahdliyin yang merasakan kontroversi gagasannya. Sekarang seluruh bangsa Indonesia ikut memikirkan kontroversi gagasan yang dilontarkan oleh K.H. Abdurrahman Wahid.
Catatan perjalanan karier Gus Dur yang patut dituangkan dalam pembahasan ini adalah menjadi ketua Forum Demokrasi untuk masa bakti 1991-1999, dengan sejumlah anggota yang terdiri dari berbagai kalangan, khususnya kalangan nasionalis dan non muslim. Anehnya lagi, Gus Dur menolak masuk dalam organisasi ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia). Tidak hanya menolak bahkan menuduh organisai kaum ‘elit Islam’ tersebut dengan organisasi sektarian.
Dari paparan tersebut di atas memberikan gambaran betapa kompleks dan rumitnya perjalanan Gus Dur dalam meniti kehidupannya, bertemu dengan berbagai macam orang yang hidup dengan latar belakang ideologi, budaya, kepentingan, strata sosial dan pemikiran yang berbeda. Dari segi pemahaman keagamaan dan ideologi, Gus Dur melintasi jalan hidup yang lebih kompleks, mulai dari yang tradisional, ideologis, fundamentalis, sampai moderrnis dan sekuler. Dari segi kultural, Gus Dur mengalami hidup di tengah budaya Timur yang santun, tertutup, penuh basa-basi, sampai denga budaya Barat yang terbuka, modern dan liberal. Demikian juga persentuhannya dengan para pemikir, mulai dari yang konservatif, ortodoks sampai yang liberal dan radikal semua dialami.
Pemikiran Gus Dur mengenai agama diperoleh dari dunia pesantren. Lembaga inilah yang membentuk karakter keagamaan yang penuh etik, formal, dan struktural. Sementara pengembaraannya ke Timur Tengah telah mempertemukan Gus Dur dengan berbagai corak pemikirann Agama, dari yang konservatif, simbolik-fundamentalis sampai yang liberal-radikal. Dalam bidang kemanusiaan, pikiran-pikiran Gus Dur banyak dipengaruhi oleh para pemikir Barat dengan filsafat humanismenya. Secara rasa maupun praktek prilaku yang humanis, pengaruh para kyai yang mendidik dan membimbingnya mempunyai andil besar dalam membentuk pemikiran Gus Dur. Kisah tentang Kyai Fatah dari Tambak Beras, KH. Ali Ma’shum dari Krapyak dan Kyai Chudhori dari Tegalrejo telah membuat pribadi Gus Dur menjadi orang yang sangat peka pada sentuhan-sentuhan kemanusiaan.
Dari segi kultural, Gus Dur melintasi tiga model lapisan budaya. Pertama, Gus Dur bersentuhan dengan kultur dunia pesantren yang sangat hierarkis, tertutup, dan penuh dengan etika yang serba formal; kedua, dunia Timur yang terbuka dan keras; dan ketiga, budaya Barat yang liberal, rasioal dan sekuler. Kesemuanya tampak masuk dalam pribadi dan membetuk sinergi. Hampir tidak ada yang secara dominan berpengaruh membentuk pribadi Gus Dur. Sampai sekarang masing-masing melakukan dialog dalam diri Gus Dur. Inilah sebabnya mengapa Gus Dur selalu kelihatan dinamis dan suliit dipahami. Kebebasannya dalam berpikir dan luasnya cakrawala pemikiran yang dimilikinya melampaui batas-batas tradisionalisme yang dipegangi komunitasnya sendiri.
Penghargaan
  • Tokoh 1990, Majalah Editor, tahun 1990
  • Ramon Magsaysay Award for Community Leadership, Ramon Magsaysay Award Foundation, Philipina, tahun 1991
  • Islamic Missionary Award from the Government of Egypt, tahun 1991
  • Penghargaan Bina Ekatama, PKBI, tahun 1994
  • Man Of The Year 1998, Majalah berita independent (REM), tahun 1998
  • Honorary Degree in Public Administration and Policy Issues from the University of Twente, tahun 2000
  • Gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Jawaharlal Nehru, tahun 2000
  • Doctor Honoris Causa dalam bidang Philosophy In Law dari Universitas Thammasat Thaprachan Bangkok, Thailand, Mei 2000
  • Doctor Honoris Causa dari Universitas Paris I (Panthéon-Sorbonne) pada bidang ilmu hukum dan politik, ilmu ekonomi dan manajemen, dan ilmu humaniora, tahun 2000
  • Penghargaan Kepemimpinan Global (The Global Leadership Award) dari Columbia University, September 2000
  • Doctor Honoris Causa dari Asian Institute of Technology, Thailand, tahun 2000
  • Ambassador for Peace, salah satu badan PBB, tahun 2001
  • Doctor Honoris Causa dari Universitas Sokka, Jepang, tahun 2002
  • Doctor Honoris Causa bidang hukum dari Konkuk University, Seoul Korea Selatan, 21 Maret 2003.
  • Medals of Valor, sebuah penghargaan bagi personal yang gigih memperjuangkan pluralisme dan multikulturalisme, diberikan oleh Simon Wieshenthal Center (yayasan yang bergerak di bidang penegakan HAM dan toleransi antarumat beragama), New York, 5 Maret 2009.
  • Penghargaan nama Abdurrahman Wahid sebagai salah satu jurusan studi Agama di Temple University, Philadelphi, 5 Maret 2009.
  • Dan penghargaan-penghargaan lainnya…
sumber: http://wiwitfatur.wordpress.com/2009/04/21/biografi-abdurrahman-wahid/